Title : Sacrifice Of Love
HwaHwaAuthor : Sheren Indah GrataGenre
: Romance
Rating : PG+13
Length
: Twoshoot [2 OF 2]
Cast : -Cho Soohyun
-Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
-Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
-Park In Young
Notes : Annyeongg para readers
sekalian *eh* author abal-abal ini kembali datang membawa FF yang
lagi-lagi juga tidak ada feelnya .___. Nih FF pas banget loh jadinya
malem takbiran, moga bawa berkah deh *eh* Maaf kalo liat typo
bertebaran, edit nya masih kurang banget u,u Maaf kalo masih banyak
yang kurang di FF ini, butuh kritikan pedas ^^ Lee Sungmin Is MINE ! XP
NO COPAS ! *MOHON HARGAI AUTHOR!* Semoga sukaaa J happy reading :D
Recommended
Songs : Super Junior – Bittersweet
TVXQ – Don’t Say Goodbye
4men – I Couldn’t
-Preview-
“Apa kau ingin
terus menghindar ?! Jika kau melakukan itu, apa kau berfikir bahwa
masalahnya akan selesai ?!” teriak Soohyun keras lalu berhenti berlari,
nafasnya tersengal-sengal. Ia jongkok ditengah jalan itu, tidak peduli
dia berada dimana, yang ia pikir hanya satu, menghirup oksigen
sebanyak-banyaknya. Tidak menyadari sebuah truk besar siap-siap
menghantamnya dari samping.
Jung Soo
berhenti berlari dan berbalik mendengar teriakan Soohyun yang terakhir.
Ia sedikit tekejut pada Soohyun yang berani berbicara seperti itu
kepadanya. Jujur, Jung Soo sedikit tersinggung. Perkataan itu membuat
Jung Soo merasa bahwa ia lelaki pecundang.
Truk
besar itu melaju cepat. Jung Soo terpaku melihat Soohyun yang masih
jongkok di tengah jalan dengan truk yang melaju cepat di jalan itu.
Decitan rem terdengar jelas. Roda yang dipaksa untuk berhenti. Debu-debu
jalanan bertebaran di sekitar truk besar itu. Jung Soo terdiam,
otaknya lambat bekerja. Hingga ia kembali tersadar, bahwa Soohyun masih
disana, nyawanya terancam.
“SOOHYUN
!!”
-Story Begin-
Author’s POV
“SOOHYUN
!!” Teriak Jung Soo . Darahnya seolah berhenti melihat Soohyun yang
sudah siap ditabrak truk. Semua orang menoleh mendengar teriakan keras
itu. Pandangan terkejut nampak dari semua wajah yang ada. Panik melihat
truk besar yang rodanya berdecit. Kaki Jung Soo bergerak cepat berlari
kearah Soohyun. Bukan otak yang menyuruhnya, tetapi hatinya yang
menyuruhnya berlari. Jika menunggu otak yang bekerja, mungkin Soohyun
benar-benar sudah tertabrak truk besar itu.
DUAK ! BRUK ! “ARRGGHH
!”
Roda truk itu akhirnya benar-benar berhenti. Bunyi decitan
rem sudah tidak terdengar lagi. Yang ada hanya erangan kesakitan dari
mulut Jung Soo. Tangan kanannya memeluk tangan kirinya dalam dalam,
berusaha mengurangi rasa sakit dengan Soohyun yang masih berada dalam
dekapannya. Soohyun membuka mata perlahan. Kaki, tangan serta pipinya
terasa sedikit perih. Namun hal itu tidak dipedulikannya lagi melihat
Jung Soo yang terus mengerang kesakitan. Soohyun terbangun panik dan
melihat ke arah tangan kiri Jung Soo yang terus dipeluk Jung Soo.
Soohyun yakin, ada yang salah dengan tangan kiri Jung Soo.
Beberapa
menit setelah kecelakaan itu ambulance datang, seorang mahasiswa
langsung memanggil ambulance begitu melihat kecelakaan itu. “Jung Soo !
Jung Soo !” teriak Soohyun yang mulai terisak sambil terus mendorong
kasur beroda tempat Jung Soo berbaring. Soohyun memakai tas punggung
Jung Soo dan terus menyentuh telapak tangan kanan Jung Soo, menyuruhnya
untuk terus bertahan.
Pintu UGD tertutup. Soohyun menyender pada
tembok dan jatuh merosot ke lantai rumah sakit yang dingin. Air
matanya tetap tidak berhenti mengalir. Terus jatuh dan semakin lama
semakin deras. Kedua kakinya ditekuk dan ia menenggelamkan wajahnya
disana sambil terus memeluk erat tas punggung milik Jung Soo.
Punggung
tangan Soohyun menghapus butiran krystal bening itu dari wajahnya.
Rasa ingin tahunya besar melihat tas Jung Soo. Setiap hari selalu
terlihat penuh akan barang yang tidak tahu isinya apa. Soohyun
membukanya. Benda pertama yang dilihatnya adalah buku-buku kuliahnya.
Dikeluarkan buku-buku itu, kemudian terlihatlah jelas syal berwarna
pink, warna kesukaan Soohyun.
“Jung Soo-ah. Kau membelikanku syal
ini ? Aku boleh yakin ini untukku bukan ? Kau tidak terlalu suka warna
pink dan noona mu juga tidak begitu menyukainya, eommamu ? Ia tidak
begitu suka syal. Aku boleh yakin kan kalau ini syal untukku ?” ujar
Soohyun pelan.
TAP TAP TAP
Bunyi langkah kaki terdengar
jelas di lorong rumah sakit. Soohyun bisa mengira siapa yang akan
datang. Ia kembali memasukkan barang-barang Jung Soo kembali ke dalam
tasnya, termasuk syal itu. Tepat setelah Soohyun menutup resleting tas
Jung Soo, In Young datang dengan wajah marah.
PLAK !
Tamparan
keras mendarat di pipi kiri Soohyun. Soohyun hanya diam. Tidak ada
respon, ataupun membalas tatapan In Young. Terus diam dan menunduk. Ia
pasrah menerima segala perlakuan yang In Young lakukan padanya.
“Hei
! Tatap aku !” teriak In Young dan kedua tangannya memaksa wajah
Soohyun membalas tatapan mata In Young. “Apa yang kau lakukan pada
adikku hah ?! Tidak puas melihat adikku sakit hati ! Setiap hari kau
selalu membuatnya menderita !”
Air mata yang sedari tadi ditahan
Soohyun sudah lepas. Air matanya mengalir begitu saja. Tanpa ada
ekspresi wajah sedih, hanya air mata yang terus jatuh dari pelupuk
matanya. Tangan In Young yang masih berada di wajah Soohyun merasakan
air mata itu. In Young semakin geram melihatnya.
“Menangis ?
Sekarang kau menangis ? Apa dengan menangis semuanya akan baik-baik saja
? Apa dengan menangis maka Jung Soo akan baik-baik saja ? Hah ?! Jawab
aku !” teriak In Young kembali. Beberapa suster mendengar pertengkaran
mereka dan berusaha menarik tangan In Young dari wajah Soohyun. “Semua
orang pun tahu kalau Jung Soo sudah menyukaimu sejak kalian bertemu!
Semuanya tahu, kecuali kau ! Hanya kau yang tidak tahu apa-apa dan terus
menganggap Jung Soo sahabatmu ! Bahkan kau berpacaran dengan pacarmu
itu tanpa ada rasa bersalah sedikipun ! Tidak puaskah kau selalu membuat
Jung Soo menderita karenamu ?!” Air mata terus jatuh dan jatuh dari
kedua insan tesebut, tidak hanya Soohyun, In Young pun ikut menangis,
meronta-ronta pada suster yang menarik tangannya dan tubuhnya menjauh
dari Soohyun.
“Ka (pergi) ! Ka ! Mulai sekarang, jangan dekati
Jung Soo lagi !” In Young menghempasakan tangan suster yang sedari tadi
menahannya kuat, ia berjalan ke arah bangku depan ruang UGD dan duduk
disana, mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi orang lain. Soohyun
bangkit berdiri sekuat tenaganya, tenaganya hilang begitu saja dan
tubuhnya lemas.
Soohyun berjalan pelan. Sebelah tangannya meraba
tembok, menahan berat badannya. Tas punggung Jung Soo ia bawa. Selangkah
demi selangkah ia meninggalkan rumah sakit ini, sembari terus berharap
bahwa ini hanya mimpi.
***
“Soohyun-ah !
Soohyun !” eomma Soohyun berteriak keras dan terus menggedor pintu kamar
Soohyun. Sudah beberapa hari sejak kecelakaan Jung Soo dan Soohyun
tidak keluar dari kamarnya. Tentu saja eomma Soohyun akan sangat
khawatir pada putri satu satunya itu. Perlahan ia merenggangkan jari
jarinya, tangannya tak lagi terkepal untuk memukul pintu kamar yang
pasti tidak akan terbuka. Berjalan pelan ke arah telepon rumahnya dan
mencari nomor seseorang dari buku telepon yang terletak disebelah
telepon tersebut. Jari-jarinya menekan tombol satu per satu.
“Datanglah.
Aku sangat khawatir.” Ujar eomma Soohyun. Telepon ditutup. Air mata
mengalir perlahan ke pipinya. ‘Sadarlah sayang, hidup masih harus terus
berjalan.’ Kata eomma dalam hatinya.
Eunhyuk’s
POV
“Datanglah. Aku sangat khawatir.” Ujar ahjumma. Rasa
khawatir menyelimutiku saat ini. Pikiranku hanya di penuhi wajah Cho
Soohyun, yeoja itu. Dengan cepat aku mengambil kunci mobil yang
tergeletak di meja sebelah tempat tidurku. Berlari menuju garasi dan
segera menancap gas pergi ke rumah Soohyun.
TOK.. TOK..
Ku
ketuk pelan pintu rumahnya. Keringat dingin mengalir deras di pelipis
dahiku. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Sudah
berkali-kali punggung tanganku menyeka keringat di wajahku, namun
keringat itu terus saja mengalir.
“Masuklah, dia ada di
kamarnya.” Ucap ahjumma saat ia membukakan pintu untukku. Aku berjalan
cepat ke arah pintu kamarnya. Menyentuh kenop pintu dan berusaha
membukanya. Percuma, ia menguncinya dari dalam.
Aku mundur
sedikit dan bersiap mendobrak pintu kamarnya. BRUAGH ! Suara benturan
keras terdengar, tetapi tetap saja pintu itu masih tertutup. BRUAGH !
Untuk kedua kalinya aku berusaha mendobrak pintu kamarnya. Dan
beruntung, pintu itu terbuka. Aku melihatnya. Ya, aku melihatnya.
Seorang yeoja yang aku cintai, seorang yeoja yang belakangan ini mengisi
hatiku, duduk berdiam di sudut tempat tidurnya dan memegang cutter di
tangan kanannya. Tangan kirinya mengalir darah merah yang sudah
berceceran di sprei tepat tidurnya.
“SOOHYUN!” aku berteriak keras
dan berlari ke arahnya. Eomma Soohyun menutup mulutnya, tidak percaya
dengan apa yang dilihatnya. Aku memeluknya, aku melihat wajahnya yang
pucat, aku melihatnya. Seakan rusak, seakan tidak ada jiwa yang
bersarang di tubuhnya, pandangannya kosong. “Kajja, kita kerumah sakit!”
Aku menggendongnya, matanya masih terbuka dan deru nafasnya masih
terdengar, tapi ia seperti kehilangan indra perasa, tidak ada setetes
air mata pun yang keluar.
Aku menemaninya di rumah sakit. Eommanya
pulang untuk mengambil baju dan segala macam keperluan yang dibutuhkan
Soohyun. Matanya terpejam, tangan kirinya dibalut perban, luka luka
pasca kecelakaan sudah diobati. Jarum infus menembus kulitnya.
Menatapnya, melihat wajahnya, wajahnya yang cantik dan senyuman yang
manis, mungkin aku sudah tidak dapat melihatnya lagi.
“Lee Hyuk
Jae.” Aku melihat kedua matanya terbuka dan memanggil namaku. Aku
mendekat dan tersenyum lebar padanya.
“Hmm ? Apa ada yang kau
inginkan ?” balasku pelan.
“Aku berpikir, kalau darahku
habis....aku akan meninggal.”Aku terdiam. Mulutku terkunci rapat.
“Maafkan aku, aku baru menyadarinya sekarang, aku tidak mencintaimu,
aku mencintai orang lain.”
“Aku tahu.”
“Aku menyukaimu,
segala kebaikanmu, segalanya darimu aku menyukainya, tapi aku mencintai
dia, aku mencintai Park Jung Soo.”
“Aku tahu.”
“Mianhaeyo.
Maafkan aku.”
“Kau memintaku untuk menjaga jarak hmm ? aku akan
melakukannya. Kau memintaku untuk diam ? Aku juga akan melakukannya.
Aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku.” Aku tersenyum kepadanya,
menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.
“Kita harus putus..”
“Arraseo.”
“Kau...marah
padaku ? Tidak apa-apa, aku menerimanya, aku memang pantas
menerimanya.”
“Aku tidak marah padamu, hal seperti ini memang
harus terjadi. Jangan lakukan hal bodoh lagi hmm ? Aku mencintaimu,
dan selamanya akan tetap begitu.”
Soohyun tersenyum padaku,
senyuman manisnya mungkin hal yang akan selalu aku rindukan. “Apa Jung
Soo baik-baik saja ?” tanyanya.
“Jung Soo sudah melewati masa
kritisnya, ia baru saja sadarkan diri.”
“Bantu aku untuk bertemu
dengannya.” Dia bangun meskipun tubuhnya sedikit lemas. Aku ingin
menahannya untuk bangun, tetapi ia memaksa. Aku menyerah, aku
menuntunnya duduk di kursi roda dan mengantarkannya ke depan pintu
ruang rawat Park Jung Soo. “Gomawoyo, selebihnya biar aku lakukan
sendiri.” Ujarnya tersenyum.
“Gwaenchana ? Aku sedikit khawatir.”
Kataku cepat. Ia tersenyum lebar padaku, ia memintaku untuk
meninggalkannya. Aku menghela nafas panjang. “Baiklah, hati-hati.” Aku
berbalik, berjalan meninggalkan dia di depan ruangan Park Jung Soo.
Author’s
POV
Soohyun melihat kepergian Eunhyuk dari hadapannya.
Setelah Eunhyuk menghilang dari pandangannya, ia menggenggam kenop
pintu dan hendak membukanya. Tetapi sesuatu membuat Soohyun membatalkan
niatnya.
“Tangan anda sudah tidak dapat tertolong, tuan.
Benturan tersebut sangat keras dan merusak saraf tangan anda.” Sebuah
suara menggetarkan hati Soohyun. Jantungnya berdetak cepat.
“Maksud
dokter, tangan saya lumpuh ?” Suara yang sangat Soohyun kenal, Park
Jung Soo membalasnya.
“Bahasa kasarnya seperti itu.”
Soohyun
terpaku di tempatnya, tangannya membuka kenop pintu cepat. Ia melihat
Jung Soo yang duduk di ranjangnya dan dokter yang berdiri di
sebelahnya. Jung Soo dan dokter menatap kedatangan Soohyun kaget.
“Soohyun
?” ujar Jung Soo pelan.
“Ya! Jelaskan padaku, penjelasan dokter
salah kan ? Ia hanya mengajakmu bercanda bukan ?” ucap Soohyun setengah
berteriak. Dokter membungkukkan badannya pada Jung Soo dan berjalan
keluar. Tinggallah Jung Soo dan Soohyun disini.
“Soohyun-ah....”
“Ahahaha,
dokter itu sangat lucu. Ia bercanda kan ? Ahaha, aku sungguh tidak
bisa berhenti tertawa.” Soohyun menjalankan kursi rodanya mendekat pada
Jung Soo sambil terus tertawa.
“Tertawalah jika kau ingin
tertawa. Menangislah jika kau ingin menangis. Jangan memaksakan dirimu
tertawa jika kau ingin menangis.” Jung Soo manatap wajah Soohyun fokus.
“Aha..ha..ha..ha”
Soohyun tertawa pelan dan semakin pelan kemudian ia menangis.”Kenapa
waktu itu kau menyelamatkanku ? Kenapa ? Harusnya aku, harusnya aku yang
lumpuh, bukan kau. Harusnya aku yang mendapatkannya, kenapa kau Park
Jung Soo ?!!”
“Mianhae.”
“Ani ! Harusnya aku yang
mengatakannya ! Aku, Park Jung Soo ! Kenapa kau harus seperti ini ?!
Kenapa ?!” teriak Soohyun dan kedua tangannya meremas baju rumah sakit
Jung Soo. Jerit tangis yang memilukan kembali didengar Jung Soo, jeritan
tangis Soohyun yang ketiga kalinya untuk Jung Soo. In Young dan eomma
Jung Soo melihatnya dari depan pintu kamar. In Young dan eommanya tidak
kuasa untuk menahan tangis. Tangis Soohyun begitu memilukan, terasa
bahwa Soohyun sungguh-sungguh menyesal, semuanya merasa tersakiti, bukan
hanya Jung Soo.
“Jangan menangis.” Jung Soo menghapusnya, air
mata Soohyun. ”Ini kenapa hmm ?” Jung Soo mengambil tangan kiri Soohyun
yang dibalut perban.
“Aniya.” Soohyun menyembunyikan tangan
kirinya dan menjalankan kursi rodanya keluar kamar Jung Soo. Jung Soo
terdiam, ia tidak punya hak memaksa Soohyun disini.
Soohyun keluar
dan menemukan eomma Jung Soo dan In Young duduk di ruang tunggu depan
kamar Jung Soo. Soohyun memberhentikan kursi itu didepan mereka, dan
berusaha bangkit berdiri. In Young dan eomma Jung Soo terbelalak melihat
Soohyun yang memaksakan dirinya berdiri di hadapan mereka.
“Maafkan
aku. Aku yang salah, aku yang membuatnya seperti ini. Pasti ahjumma
dan eonnie akan membenciku bukan ? Aku menerimanya, aku pantas
menerimanya. Sekali lagi, maafkan aku.” Soohyun membungkukkan badannya
dan menitikkan air matanya jatuh ke lantai. Kemudian Soohyun duduk
kembali di kursi roda dan menggerakkannya pergi.
“Kami tidak
membencimu Soohyun-ah.. Ini bukan salahmu.. Kami tidak menyalahkanmu.. ”
ujar eomma Jung Soo melihat ke arah Soohyun yang masih terus berjalan
meninggalkan mereka.
“Aku tidak membencimu, aku sudah
menerimanya.Tetaplah di samping Jung Soo.” Ucap In Young tersenyum
kecil.
Soohyun berhenti, ia memutar kepalanya menghadap eomma
Jung Soo dan in Young. Soohyun tersenyum pada mereka. Kemudian kembali
menggerakkan kursi rodanya ke kamarnya. Terdengar teriakan kecil yang
diutarakan eomma Jung Soo.
“Seringlah main ke kamar Jung Soo,
pasti ia juga akan senang melihatmu !”
***
“Annyeong
!” teriak Soohyun saat memasuki kamar Jung Soo tanpa menggunakan kursi
rodanya. Ia sangat senang meskipun badannya semakin terasa lemas.
Sudah beberapa hari untuk Soohyun dan sudah seminggu untuk Jung Soo
tinggal di rumah sakit ini.
“Kau selalu berteriak kencang seperti
itu. Telingaku panas ! Lagipula ini kan rumah sakit.” Ujar Jung Soo
mencibir sambil tersenyum lebar pada Soohyun.
“Jung Soo-ah. Aku
ingin memberti tahumu sesuatu..” ucap Soohyun riang dan mendekatkan
wajahnya ke telinga Jung Soo. Tetapi Jung Soo menjauhkan wajahnya dari
wajah Soohyun.
“Mau apa kau ? Jangan dekat-dekat !” Jung Soo
melotot melihat Soohyun, Soohyun tertawa kecil.
“Ppali..Ppali !
Aku tidak ada waktu !” teriak Soohyun. Dengan ragu-ragu Jung Soo
mendekatkan telinganya dengan wajah Soohyun. Hembusan nafas Soohyun yang
panas terasa di telinga Jung Soo, membuat hatinya sedikit bergetar.
“Kau tahu ? Ternyata ada seorang yeoja bodoh yang mencintaimu!” ujar
Soohyun ditelinga Jung Soo.
“Hah ?” Jung Soo bingung dan menatap
wajah Soohyun yang masih tersenyum lebar. “Maksudmu?”
“Ne ! Ada
seorang yeoja bodoh yang baru menyadari bahwa dia mencintaimu !”
“Nuguya
?” Jung Soo menatap wajah Soohyun lekat lekat, menungggu jawaban
Soohyun.
“Aku !” jawab Soohyun cepat.
“Hah ?” Jung Soo
terperanjat kaget.
“Ne ! Yeoja bodoh itu aku ! Aku yang baru
menyadari kau mencintaiku, aku baru menyadari bahwa aku juga
mencintaimu.” Soohyun tersenyum.
“Kau mengatakan kau mencintaiku
karena kau merasa kasihan padaku bukan ? Ani, aku tidak
membutuhkannya.” Jung Soo membuang mukanya pada Soohyun.
“Jung
Soo-ah. Aku mohon, jangan berbohong lagi.” Soohyun menyentuh tangan
kanan Jung Soo dengan tangannya yang masih berbalut perban.
“Aku
tidak membutuhkannya Soohyun-ah. Aku tidak membutuhkan rasa kasihan itu.
Aku rasa lebih baik kita seperti ini saja.”
Terdengar bunyi
ketukan beberapa kali dari pintu kamar Jung Soo. Kemudian pintu pun
terbuka dan beberapa suster masuk ke dalam ruangan.
“Nona Soohyun,
ayo kita kembali ke kamar.” Seorang suster menyentuh pundak Soohyun dan
mengajaknya pergi.
“Aniya suster, ada yang masih harus kuurus
disini. Sebentar saja.” Soohyun sedikit meronta-ronta. Tetapi dengan
bantuan beberapa suster yang lain, Soohyun berhasil dibawa pergi. “Jung
Soo-ah, kumohon pikirkan baik-baik, sungguh, aku tidak mempunyai rasa
kasihan itu. Percayalah !” Soohyun berhenti meronta-ronta dan akhirnya
mengalah untuk dibawa pergi.
“Chakkaman suster, apa yang terjadi
dengan Soohyun ? kenapa dia tidak boleh kesini ? Dan kenapa ia masih di
rumah sakit ini ? Dia hanya perawatan untuk mengobati luka pasca
kecelakaan saja bukan ?” tanya Jung Soo pada suster yang berdiri di
paling belakang.
“Aniya. Nona Soohyun disini bukan hanya karena
perawatan luka pasca kecelakaan, ia disini karena luka sayat
ditangannya terus robek. Nona Soohyun tidak bisa diam dan alhasil luka
itu terus robek. Ia selalu melakukan transfusi darah dan seringkali
mengalami demam. Dan pagi ini demamnya kambuh, kami sudah melarang nona
untuk keluar kamar, tetapi ia pergi saat kami lengah.” Kata suster
itu.
“Mwo ? Lalu kenapa tangannya terluka ?” tanya Jung Soo lagi.
Jung Soo terkejut dan ia kembali mengingat luka perban di tangan
Soohyun.
“Sepertinya itu percobaan bunuh diri, coba saja kalau ia
ditemukan terlambat, mungkin nona Soohyun akan benar-benar meninggal.
Ah, maaf tuan, saya harus pergi, saya masih harus mengganti perban nona
Soohyun.” Suster itu keluar meninggalkan Jung Soo yang terpaku disana.
‘jadi...perban, tidak ada waktu, nafasnya yang panas, luka ditangannya
itu, dan dia masih disini, karena dia berniat bunuh diri ? Cho
Soohyun, kau gila!’ Jung Soo mendengus kesal.
***
“Eunhyukkie.
Eottokhe ? Dia sepertinya benar-benar membenciku.” Ujar Soohyun sambil
menggigiti kuku jarinya. Eunhyuk mengambil tangan Soohyun dan
meletakkannya disamping ranjang.
“Jangan gigiti kuku jarimu!”
Eunhyuk melotot melihat Soohyun.
“Eottokhe Eunhyukkie ? “ Soohyun
memonyongkan bibirnya dan menundukkan kepalanya.
“Bilang padanya
kalau kau sungguh tidak seperti itu hmm ?” ujar Eunhyuk.
“Aku saja
tidak boleh keluar kamar oleh suster sejak kejadian itu!”
“Kau
itu babo ! Pakai media lain ! Coba kirimi surat !” Eunhyuk mengangkat
wajah Soohyun. “Senyumlah!”
“Eunhyukkie ! Kau pintar !” Soohyun
tersenyum lebar dan berniat mengambil kertas dan pulpen dari laci meja
sebelah ranjangnya.
“Biar aku ambilkan, nanti lukamu robek lagi
hmm ?” Eunhyuk menahan tangan Soohyun dan membantu Soohyun mengambil
kertas dan pulpen dari dalam laci.
“Gomawo Eunhyukkie!” Soohyun
tersenyum lebar dan mulai menulis, baru menulis sebentar ia sudah
melipat kertas tersebut dan memberikannya pada Eunhyuk. “Kau mau
membantuku bukan?” tanya Soohyun.
“Tentu.” Eunhyuk tersenyum dan
mengambil kertas tersebut dari tangan Soohyun. “Aku akan pulang dan
memberikan ini pada Jung Soo. Cepatlah sembuh ne ?” Eunhyuk tersenyum
dan mengambil tas nya keluar dari kamar Soohyun. ‘aku mencintaimu..’
ujar Eunhyuk dalam hati.
***
“Soohyun
memberikan ini padamu.” Eunhyuk memberikan kertas itu kepada Jung Soo.
Jung Soo menerimanya ragu-ragu. “Kami sudah putus, dia mencintaimu, dia
sudah mengatakannya bukan ?”
“Ne.” Jawab Jung Soo singkat.
“Jangan
mengecewakannya. Kau mencintainya ? Aku sudah merelakannya untukmu,
atau kau mau aku merebutnya kembali darimu ?” ujar Eunhyuk tersenyum.
“Bukan
itu. Ia tidak mencintaiku. Ia hanya merasa kasihan padaku.”
“Baca
apa yang dia tulis disana.” Jung Soo membuka kertas tersebut perlahan.
Dan kemudian ia membacanya.
“Jika kau tidak mencintaiku, tidak
masalah. Aku hanya berharap dapat melihatmu setiap hari. Tidak peduli
apapun yang terjadi, tidak peduli apapun yang akan kau lakukan, aku
akan tetap bersamamu. Aku akan tetap mencintaimu.... Soohyun. ” Jung
Soo membacanya dan menatap wajah Eunhyuk.
“Ia merindukanmu, dan
yang paling ingin ia katakan adalah.... bahwa ia mencintaimu.” Eunhyuk
tersenyum pada Jung Soo. “Kau tahu ? Seorang yeoja sangat sulit
mengutarakan perasaannya pada seorang namja, tapi kau lihat ? Soohyun
mengesampingkan segala kesulitannya dan ia terus mengatakan bahwa ia
mencintaimu.” Eunhyuk berlalu begitu saja meninggalkan Jung Soo.
Sebelum ia membuka pintu kamar, Eunhyuk berbalik. “Aku ingin mendengar
Soohyun bercerita padaku tentangmu hari ini. Harus hari ini, arraseo
?!” Eunhyuk membuka pintu dan keluar sambil tersenyum.
Jung Soo
terdiam namun tersenyum akhirnya. Ia membawa surat itu keluar kamarnya
dan berlari ke kamar Soohyun. Jung Soo terburu-buru membuka pintu kamar
dan melihat Soohyun sedang menulis di sebuah kertas. Soohyun menoleh
melihat ada seseorang masuk ke kamarnya.
“Jung Soo ? Kau datang
?” Soohyun tersenyum lebar dan turun dari ranjangnya. Nafas Jung Soo
tidak beraturan karena ia berlari ke kamar Soohyun.
“Apa maksudnya
ini ?’’ Jung Soo menunjukkan selembar kertas yang adi di tulis Soohyun.
“Aku
ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu. Meskipun kau tidak
mencintaiku, aku tetap mencintaimu.” Soohyun tersenyum dan jari
tangannya membentuk huruf V. “Lalu, kau kesini untuk apa ? Untuk
bertemu denganku bukan ?”
“Ani. Aku kesini untuk mengatakan bahwa
aku juga mencintaimu. Nado Saranghaeyo.” Jung Soo memeluk Soohyun
erat. Jung Soo mengendurkan pelukannya dan menatap wajah Soohyun
intens. Kemudian dikecupnya pipi Soohyun sekejap. Soohyun
mengerjap-ngerjapkan matanya, wajahnya terasa panas.
“Lihat! Baru
dikecup seperti itu saja kau sudah memerah seperti itu!” ujar Jung Soo
tersenyum lebar.
“Aku merindukanmu.” Balas Soohyun memeluk erat
tubuh Jung Soo.
“Aku disini. Dan akan selalu disini.” Jung Soo
tersenyum.
Saat kau tidak bahagia, aku akan
membiarkan kau menangis. Saat kau tidak lagi menangis, aku akan
membuatmu tertawa -----------Park Jung Soo.
Asalkan
aku bersamamu, aku akan bahagia -----------Cho Soohyun
Aku
mencintaimu, dan selamanya akan tetap begitu.-----------Lee Hyuk Jae
==END==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar