Rabu, 03 Oktober 2012

[TWOSHOOT] SACRIFICE OF LOVE [2 OF 2]

Title                       :  Sacrifice Of Love
HwaHwaAuthor                  :  Sheren Indah GrataGenre                   :  Romance
Rating                   :  PG+13
Length                  :  Twoshoot  [2 OF 2]
Cast                       :  -Cho Soohyun
                                   -Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
                                   -Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
                                   -Park In Young
Notes                    :  Annyeongg para readers sekalian *eh* author abal-abal ini kembali datang membawa FF yang lagi-lagi juga tidak ada feelnya .___. Nih FF pas banget loh jadinya malem takbiran, moga bawa berkah deh *eh* Maaf kalo liat typo bertebaran, edit nya masih kurang banget u,u Maaf kalo masih banyak yang kurang di FF ini, butuh kritikan pedas ^^ Lee Sungmin Is MINE ! XP NO COPAS ! *MOHON HARGAI AUTHOR!* Semoga sukaaa J happy reading :D
Recommended Songs    :               Super Junior – Bittersweet
                                                                TVXQ – Don’t Say Goodbye
                                                                4men – I Couldn’t
-Preview-
“Apa kau ingin terus menghindar ?! Jika kau melakukan itu, apa kau berfikir bahwa masalahnya akan selesai ?!” teriak Soohyun keras lalu berhenti berlari, nafasnya tersengal-sengal. Ia jongkok ditengah jalan itu, tidak peduli dia berada dimana, yang ia pikir hanya satu, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Tidak menyadari sebuah truk besar siap-siap menghantamnya dari samping.
Jung Soo berhenti berlari dan berbalik mendengar teriakan Soohyun yang terakhir. Ia sedikit tekejut pada Soohyun yang berani berbicara seperti itu kepadanya. Jujur, Jung Soo sedikit tersinggung. Perkataan itu membuat Jung Soo merasa bahwa ia lelaki pecundang.
Truk besar itu melaju cepat. Jung Soo terpaku melihat Soohyun yang masih jongkok di tengah jalan dengan truk yang melaju cepat di jalan itu. Decitan rem terdengar jelas. Roda yang dipaksa untuk berhenti. Debu-debu jalanan bertebaran di sekitar truk besar itu. Jung Soo terdiam, otaknya lambat bekerja. Hingga ia kembali tersadar, bahwa Soohyun masih disana, nyawanya terancam.
“SOOHYUN !!”
-Story Begin-
Author’s POV
“SOOHYUN !!” Teriak Jung Soo . Darahnya seolah berhenti melihat Soohyun yang sudah siap ditabrak truk. Semua orang menoleh mendengar teriakan keras itu. Pandangan terkejut nampak dari semua wajah yang ada. Panik melihat truk besar yang rodanya berdecit. Kaki Jung Soo bergerak cepat berlari kearah Soohyun. Bukan otak yang menyuruhnya, tetapi hatinya yang menyuruhnya berlari. Jika menunggu otak yang bekerja, mungkin Soohyun benar-benar sudah tertabrak truk besar itu.
DUAK ! BRUK ! “ARRGGHH !”
Roda truk itu akhirnya benar-benar berhenti. Bunyi decitan rem sudah tidak terdengar lagi. Yang ada hanya erangan kesakitan dari mulut Jung Soo. Tangan kanannya memeluk tangan kirinya dalam dalam, berusaha mengurangi rasa sakit dengan Soohyun yang masih berada dalam dekapannya. Soohyun membuka mata perlahan. Kaki, tangan serta pipinya terasa sedikit perih. Namun hal itu tidak dipedulikannya lagi melihat Jung Soo yang terus mengerang kesakitan. Soohyun terbangun panik dan melihat ke arah tangan kiri Jung Soo yang terus dipeluk Jung Soo. Soohyun yakin, ada yang salah dengan tangan kiri Jung Soo.
Beberapa menit setelah kecelakaan itu ambulance datang, seorang mahasiswa langsung memanggil ambulance begitu melihat kecelakaan itu. “Jung Soo ! Jung Soo !” teriak Soohyun yang mulai terisak sambil terus mendorong kasur beroda tempat Jung Soo berbaring. Soohyun memakai tas punggung Jung Soo dan terus menyentuh telapak tangan kanan Jung Soo, menyuruhnya untuk terus bertahan.
Pintu UGD tertutup. Soohyun menyender pada tembok dan jatuh merosot ke lantai rumah sakit yang dingin. Air matanya tetap tidak berhenti mengalir. Terus jatuh dan semakin lama semakin deras. Kedua kakinya ditekuk dan ia menenggelamkan wajahnya disana sambil terus memeluk erat tas punggung milik Jung Soo.
Punggung tangan Soohyun menghapus butiran krystal bening itu dari wajahnya. Rasa ingin tahunya besar melihat tas Jung Soo. Setiap hari selalu terlihat penuh akan barang yang tidak tahu isinya apa. Soohyun membukanya. Benda pertama yang dilihatnya adalah buku-buku kuliahnya. Dikeluarkan buku-buku itu, kemudian terlihatlah jelas syal berwarna pink, warna kesukaan Soohyun.
“Jung Soo-ah. Kau membelikanku syal ini ? Aku boleh yakin ini untukku bukan ? Kau tidak terlalu suka warna pink dan noona mu juga tidak begitu menyukainya, eommamu ? Ia tidak begitu suka syal. Aku boleh yakin kan kalau ini syal untukku ?” ujar Soohyun pelan.
TAP TAP TAP
Bunyi langkah kaki terdengar jelas di lorong rumah sakit. Soohyun bisa mengira siapa yang akan datang. Ia kembali memasukkan barang-barang Jung Soo kembali ke dalam tasnya, termasuk syal itu. Tepat setelah Soohyun menutup resleting tas Jung Soo, In Young datang dengan wajah marah.
PLAK !
Tamparan keras mendarat di pipi kiri Soohyun. Soohyun hanya diam. Tidak ada respon, ataupun membalas tatapan In Young. Terus diam dan menunduk. Ia pasrah menerima segala perlakuan yang In Young lakukan padanya.
“Hei ! Tatap aku !” teriak In Young dan kedua tangannya memaksa wajah Soohyun membalas tatapan mata In Young. “Apa yang kau lakukan pada adikku hah ?! Tidak puas melihat adikku sakit hati ! Setiap hari kau selalu membuatnya menderita !”
Air mata yang sedari tadi ditahan Soohyun sudah lepas. Air matanya mengalir begitu saja. Tanpa ada ekspresi wajah sedih, hanya air mata yang terus jatuh dari pelupuk matanya. Tangan In Young yang masih berada di wajah Soohyun merasakan air mata itu. In Young semakin geram melihatnya.
“Menangis ? Sekarang kau menangis ? Apa dengan menangis semuanya akan baik-baik saja ? Apa dengan menangis maka Jung Soo akan baik-baik saja ? Hah ?! Jawab aku !” teriak In Young kembali. Beberapa suster mendengar pertengkaran mereka dan berusaha menarik tangan In Young dari wajah Soohyun. “Semua orang pun tahu kalau Jung Soo sudah menyukaimu sejak kalian bertemu! Semuanya tahu, kecuali kau ! Hanya kau yang tidak tahu apa-apa dan terus menganggap Jung Soo sahabatmu ! Bahkan kau berpacaran dengan pacarmu itu tanpa ada rasa bersalah sedikipun ! Tidak puaskah kau selalu membuat Jung Soo menderita karenamu ?!” Air mata terus jatuh dan jatuh dari kedua insan tesebut, tidak hanya Soohyun, In Young pun ikut menangis, meronta-ronta pada suster yang menarik tangannya dan tubuhnya menjauh dari Soohyun.
“Ka (pergi) ! Ka ! Mulai sekarang, jangan dekati Jung Soo lagi !” In Young menghempasakan tangan suster yang sedari tadi menahannya kuat, ia berjalan ke arah bangku depan ruang UGD dan duduk disana, mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi orang lain. Soohyun bangkit berdiri sekuat tenaganya, tenaganya hilang begitu saja dan tubuhnya lemas.
Soohyun berjalan pelan. Sebelah tangannya meraba tembok, menahan berat badannya. Tas punggung Jung Soo ia bawa. Selangkah demi selangkah ia meninggalkan rumah sakit ini, sembari terus berharap bahwa ini hanya mimpi.

***

“Soohyun-ah ! Soohyun !” eomma Soohyun berteriak keras dan terus menggedor pintu kamar Soohyun. Sudah beberapa hari sejak kecelakaan Jung Soo dan Soohyun tidak keluar dari kamarnya. Tentu saja eomma Soohyun akan sangat khawatir pada putri satu satunya itu. Perlahan ia merenggangkan jari jarinya, tangannya tak lagi terkepal untuk memukul pintu kamar yang pasti tidak akan terbuka. Berjalan pelan ke arah telepon rumahnya dan mencari nomor seseorang dari buku telepon yang terletak disebelah telepon tersebut. Jari-jarinya menekan tombol satu per satu.
“Datanglah. Aku sangat khawatir.” Ujar eomma Soohyun. Telepon ditutup. Air mata mengalir perlahan ke pipinya. ‘Sadarlah sayang, hidup masih harus terus berjalan.’ Kata eomma dalam hatinya.

Eunhyuk’s POV
“Datanglah. Aku sangat khawatir.” Ujar ahjumma. Rasa khawatir menyelimutiku saat ini. Pikiranku hanya di penuhi wajah Cho Soohyun, yeoja itu. Dengan cepat aku mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja sebelah tempat tidurku. Berlari menuju garasi dan segera menancap gas pergi ke rumah Soohyun.
TOK.. TOK..
Ku ketuk pelan pintu rumahnya. Keringat dingin mengalir deras di pelipis dahiku. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Sudah berkali-kali punggung tanganku menyeka keringat di wajahku, namun keringat itu terus saja mengalir.
“Masuklah, dia ada di kamarnya.” Ucap ahjumma saat ia membukakan pintu untukku. Aku berjalan cepat ke arah pintu kamarnya. Menyentuh kenop pintu dan berusaha membukanya. Percuma, ia menguncinya dari dalam.
Aku mundur sedikit dan bersiap mendobrak pintu kamarnya. BRUAGH ! Suara benturan keras terdengar, tetapi tetap saja pintu itu masih tertutup. BRUAGH ! Untuk kedua kalinya aku berusaha mendobrak pintu kamarnya. Dan beruntung, pintu itu terbuka. Aku melihatnya. Ya, aku melihatnya. Seorang yeoja yang aku cintai, seorang yeoja yang belakangan ini mengisi hatiku, duduk berdiam di sudut tempat tidurnya dan memegang cutter di tangan kanannya. Tangan kirinya mengalir darah merah yang sudah berceceran di sprei tepat tidurnya.
“SOOHYUN!” aku berteriak keras dan berlari ke arahnya. Eomma Soohyun menutup mulutnya, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Aku memeluknya, aku melihat wajahnya yang pucat, aku melihatnya. Seakan rusak, seakan tidak ada jiwa yang bersarang di tubuhnya, pandangannya kosong. “Kajja, kita kerumah sakit!” Aku menggendongnya, matanya masih terbuka dan deru nafasnya masih terdengar, tapi ia seperti kehilangan indra perasa, tidak ada setetes air mata pun yang keluar.
Aku menemaninya di rumah sakit. Eommanya pulang untuk mengambil baju dan segala macam keperluan yang dibutuhkan Soohyun. Matanya terpejam, tangan kirinya dibalut perban, luka luka pasca kecelakaan sudah diobati. Jarum infus menembus kulitnya. Menatapnya, melihat wajahnya, wajahnya yang cantik dan senyuman yang manis, mungkin aku sudah tidak dapat melihatnya lagi.
“Lee Hyuk Jae.” Aku melihat kedua matanya terbuka dan memanggil namaku. Aku mendekat dan tersenyum lebar padanya.
“Hmm ? Apa ada yang kau inginkan ?” balasku pelan.
“Aku berpikir, kalau darahku habis....aku akan meninggal.”Aku terdiam. Mulutku terkunci rapat. “Maafkan aku, aku baru menyadarinya sekarang, aku tidak mencintaimu, aku mencintai orang lain.”
“Aku tahu.”
“Aku menyukaimu, segala kebaikanmu, segalanya darimu aku menyukainya, tapi aku mencintai dia, aku mencintai Park Jung Soo.”
“Aku tahu.”
“Mianhaeyo. Maafkan aku.”
“Kau memintaku untuk menjaga jarak hmm ? aku akan melakukannya. Kau memintaku untuk diam ? Aku juga akan melakukannya. Aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku.” Aku tersenyum kepadanya, menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.
“Kita harus putus..”
“Arraseo.”
“Kau...marah padaku ? Tidak apa-apa, aku menerimanya, aku memang pantas menerimanya.”
“Aku tidak marah padamu, hal seperti ini memang harus terjadi. Jangan lakukan hal bodoh lagi hmm ? Aku  mencintaimu, dan selamanya akan tetap begitu.”
Soohyun tersenyum padaku, senyuman manisnya mungkin hal yang akan selalu aku rindukan. “Apa Jung Soo baik-baik saja ?” tanyanya.
“Jung Soo sudah melewati masa kritisnya, ia baru saja sadarkan diri.”
“Bantu aku untuk bertemu dengannya.” Dia bangun meskipun tubuhnya sedikit lemas. Aku ingin menahannya untuk bangun, tetapi ia memaksa. Aku menyerah, aku menuntunnya duduk di kursi roda dan mengantarkannya ke depan pintu ruang rawat Park Jung Soo. “Gomawoyo, selebihnya biar aku lakukan sendiri.” Ujarnya tersenyum.
“Gwaenchana ? Aku sedikit khawatir.” Kataku cepat. Ia tersenyum lebar padaku, ia memintaku untuk meninggalkannya. Aku menghela nafas panjang. “Baiklah, hati-hati.” Aku berbalik, berjalan meninggalkan dia di depan ruangan Park Jung Soo.

Author’s POV
Soohyun melihat kepergian Eunhyuk dari hadapannya. Setelah Eunhyuk menghilang dari pandangannya, ia menggenggam kenop pintu dan hendak membukanya. Tetapi sesuatu membuat Soohyun membatalkan niatnya.
“Tangan anda sudah tidak dapat tertolong, tuan. Benturan tersebut sangat keras dan merusak saraf tangan anda.” Sebuah suara menggetarkan hati Soohyun. Jantungnya berdetak cepat.
“Maksud dokter, tangan saya lumpuh ?” Suara yang sangat Soohyun kenal, Park Jung Soo membalasnya.
“Bahasa kasarnya seperti itu.”
Soohyun terpaku di tempatnya, tangannya membuka kenop pintu cepat. Ia melihat Jung Soo yang duduk di ranjangnya dan dokter yang berdiri di sebelahnya. Jung Soo dan dokter menatap kedatangan Soohyun kaget.
“Soohyun ?” ujar Jung Soo pelan.
“Ya! Jelaskan padaku, penjelasan dokter salah kan ? Ia hanya mengajakmu bercanda bukan ?” ucap Soohyun setengah berteriak. Dokter membungkukkan badannya pada Jung Soo dan berjalan keluar. Tinggallah Jung Soo dan Soohyun disini.
“Soohyun-ah....”
“Ahahaha, dokter itu sangat lucu. Ia bercanda kan ? Ahaha, aku sungguh tidak bisa berhenti tertawa.” Soohyun menjalankan kursi rodanya mendekat pada Jung Soo sambil terus tertawa.
“Tertawalah jika kau ingin tertawa. Menangislah jika kau ingin menangis. Jangan memaksakan dirimu tertawa jika kau ingin menangis.” Jung Soo manatap wajah Soohyun fokus.
“Aha..ha..ha..ha” Soohyun tertawa pelan dan semakin pelan kemudian ia menangis.”Kenapa waktu itu kau menyelamatkanku ? Kenapa ? Harusnya aku, harusnya aku yang lumpuh, bukan kau. Harusnya aku yang mendapatkannya, kenapa kau Park Jung Soo ?!!”
“Mianhae.”
“Ani ! Harusnya aku yang mengatakannya ! Aku, Park Jung Soo ! Kenapa kau harus seperti ini ?! Kenapa ?!” teriak Soohyun dan kedua tangannya meremas baju rumah sakit Jung Soo. Jerit tangis yang memilukan kembali didengar Jung Soo, jeritan tangis Soohyun yang ketiga kalinya untuk Jung Soo. In Young dan eomma Jung Soo melihatnya dari depan pintu kamar. In Young dan eommanya tidak kuasa untuk menahan tangis. Tangis Soohyun begitu memilukan, terasa bahwa Soohyun sungguh-sungguh menyesal, semuanya merasa tersakiti, bukan hanya Jung Soo.
“Jangan menangis.” Jung Soo menghapusnya, air mata Soohyun. ”Ini kenapa hmm ?” Jung Soo mengambil tangan kiri Soohyun yang dibalut perban.
“Aniya.” Soohyun menyembunyikan tangan kirinya dan menjalankan kursi rodanya keluar kamar Jung Soo. Jung Soo terdiam, ia tidak punya hak memaksa Soohyun disini.
Soohyun keluar dan menemukan eomma Jung Soo dan In Young duduk di ruang tunggu depan kamar Jung Soo. Soohyun memberhentikan kursi itu didepan mereka, dan berusaha bangkit berdiri. In Young dan eomma Jung Soo terbelalak melihat Soohyun yang memaksakan dirinya berdiri di hadapan mereka.
“Maafkan aku. Aku yang salah, aku yang membuatnya seperti ini. Pasti ahjumma dan eonnie akan membenciku bukan ? Aku menerimanya, aku pantas menerimanya. Sekali lagi, maafkan aku.” Soohyun membungkukkan badannya dan menitikkan air matanya jatuh ke lantai. Kemudian Soohyun duduk kembali di kursi roda dan menggerakkannya pergi.
“Kami tidak membencimu Soohyun-ah.. Ini bukan salahmu.. Kami tidak menyalahkanmu.. ” ujar eomma Jung Soo melihat ke arah Soohyun yang masih terus berjalan meninggalkan mereka.
“Aku tidak membencimu, aku sudah menerimanya.Tetaplah di samping Jung Soo.” Ucap In Young tersenyum kecil.
Soohyun berhenti, ia memutar kepalanya menghadap eomma Jung Soo dan in Young. Soohyun tersenyum pada mereka. Kemudian kembali menggerakkan kursi rodanya ke kamarnya. Terdengar teriakan kecil yang diutarakan eomma Jung Soo.
“Seringlah main ke kamar Jung Soo, pasti ia juga akan senang melihatmu !”

***

“Annyeong !” teriak Soohyun saat memasuki kamar Jung Soo tanpa menggunakan kursi rodanya. Ia sangat senang meskipun badannya semakin terasa lemas. Sudah beberapa hari untuk Soohyun dan sudah seminggu untuk Jung Soo tinggal di rumah sakit ini.
“Kau selalu berteriak kencang seperti itu. Telingaku panas ! Lagipula ini kan rumah sakit.” Ujar Jung Soo mencibir sambil tersenyum lebar pada Soohyun.
“Jung Soo-ah. Aku ingin memberti tahumu sesuatu..” ucap Soohyun riang dan mendekatkan wajahnya ke telinga Jung Soo. Tetapi Jung Soo menjauhkan wajahnya dari wajah Soohyun.
“Mau apa kau ? Jangan dekat-dekat !” Jung Soo melotot melihat Soohyun, Soohyun tertawa kecil.
“Ppali..Ppali ! Aku tidak ada waktu !” teriak Soohyun. Dengan ragu-ragu Jung Soo mendekatkan telinganya dengan wajah Soohyun. Hembusan nafas Soohyun yang panas terasa di telinga Jung Soo, membuat hatinya sedikit bergetar. “Kau tahu ? Ternyata ada seorang yeoja bodoh yang mencintaimu!” ujar Soohyun ditelinga Jung Soo.
“Hah ?” Jung Soo bingung dan menatap wajah Soohyun yang masih tersenyum lebar. “Maksudmu?”
“Ne ! Ada seorang yeoja bodoh yang baru menyadari bahwa dia mencintaimu !”
“Nuguya ?” Jung Soo menatap wajah Soohyun lekat lekat, menungggu jawaban Soohyun.
“Aku !” jawab Soohyun cepat.
“Hah ?” Jung Soo terperanjat kaget.
“Ne ! Yeoja bodoh itu aku ! Aku yang baru menyadari kau mencintaiku, aku baru menyadari bahwa aku juga mencintaimu.” Soohyun tersenyum.
“Kau mengatakan kau mencintaiku karena kau merasa kasihan padaku bukan ? Ani, aku tidak membutuhkannya.” Jung Soo membuang mukanya pada Soohyun.
“Jung Soo-ah. Aku mohon, jangan berbohong lagi.” Soohyun menyentuh tangan kanan Jung Soo dengan tangannya yang masih berbalut perban.
“Aku tidak membutuhkannya Soohyun-ah. Aku tidak membutuhkan rasa kasihan itu. Aku rasa lebih baik kita seperti ini saja.”
Terdengar bunyi ketukan beberapa kali dari pintu kamar Jung Soo. Kemudian pintu pun terbuka dan beberapa suster masuk ke dalam ruangan.
“Nona Soohyun, ayo kita kembali ke kamar.” Seorang suster menyentuh pundak Soohyun dan mengajaknya pergi.
“Aniya suster, ada yang masih harus kuurus disini. Sebentar saja.” Soohyun sedikit meronta-ronta. Tetapi dengan bantuan beberapa suster yang lain, Soohyun berhasil dibawa pergi. “Jung Soo-ah, kumohon pikirkan baik-baik, sungguh, aku tidak mempunyai rasa kasihan itu. Percayalah !” Soohyun berhenti meronta-ronta dan akhirnya mengalah untuk dibawa pergi.
“Chakkaman suster, apa yang terjadi dengan Soohyun ? kenapa dia tidak boleh kesini ? Dan kenapa ia masih di rumah sakit ini ? Dia hanya perawatan untuk mengobati luka pasca kecelakaan saja bukan ?” tanya Jung Soo pada suster yang berdiri di paling belakang.
“Aniya. Nona Soohyun disini bukan hanya karena perawatan luka pasca kecelakaan, ia disini karena luka sayat ditangannya terus robek. Nona Soohyun tidak bisa diam dan alhasil luka itu terus robek. Ia selalu melakukan transfusi darah dan seringkali mengalami demam. Dan pagi ini demamnya kambuh, kami sudah melarang nona untuk keluar kamar, tetapi ia pergi saat kami lengah.” Kata suster itu.
“Mwo ? Lalu kenapa tangannya terluka ?” tanya Jung Soo lagi. Jung Soo terkejut dan ia kembali mengingat luka perban di tangan Soohyun.
“Sepertinya itu percobaan bunuh diri, coba saja kalau ia ditemukan terlambat, mungkin nona Soohyun akan benar-benar meninggal. Ah, maaf tuan, saya harus pergi, saya masih harus mengganti perban nona Soohyun.” Suster itu keluar meninggalkan Jung Soo yang terpaku disana. ‘jadi...perban, tidak ada waktu, nafasnya yang panas, luka ditangannya itu, dan dia masih disini, karena dia berniat bunuh diri ? Cho Soohyun, kau gila!’ Jung Soo mendengus kesal.

***

“Eunhyukkie. Eottokhe ? Dia sepertinya benar-benar membenciku.” Ujar Soohyun sambil menggigiti kuku jarinya. Eunhyuk mengambil tangan Soohyun dan meletakkannya disamping ranjang.
“Jangan gigiti kuku jarimu!” Eunhyuk melotot melihat Soohyun.
“Eottokhe Eunhyukkie ? “ Soohyun memonyongkan bibirnya dan menundukkan kepalanya.
“Bilang padanya kalau kau sungguh tidak seperti itu hmm ?” ujar Eunhyuk.
“Aku saja tidak boleh keluar kamar oleh suster sejak kejadian itu!”
“Kau itu babo ! Pakai media lain ! Coba kirimi surat !” Eunhyuk mengangkat wajah Soohyun. “Senyumlah!”
“Eunhyukkie ! Kau pintar !” Soohyun tersenyum lebar dan berniat mengambil kertas dan pulpen dari laci meja sebelah ranjangnya.
“Biar aku ambilkan, nanti lukamu robek lagi hmm ?” Eunhyuk menahan tangan Soohyun dan membantu Soohyun mengambil kertas dan pulpen dari dalam laci.
“Gomawo Eunhyukkie!” Soohyun tersenyum lebar dan mulai menulis, baru menulis sebentar ia sudah melipat kertas tersebut dan memberikannya pada Eunhyuk. “Kau mau membantuku bukan?” tanya Soohyun.
“Tentu.” Eunhyuk tersenyum dan mengambil kertas tersebut dari tangan Soohyun. “Aku akan pulang dan memberikan ini pada Jung Soo. Cepatlah sembuh ne ?” Eunhyuk tersenyum dan mengambil tas nya keluar dari kamar Soohyun. ‘aku mencintaimu..’ ujar Eunhyuk dalam hati.

***

“Soohyun memberikan ini padamu.” Eunhyuk memberikan kertas itu kepada Jung Soo. Jung Soo menerimanya ragu-ragu. “Kami sudah putus, dia mencintaimu, dia sudah mengatakannya bukan ?”
“Ne.” Jawab Jung Soo singkat.
“Jangan mengecewakannya. Kau mencintainya ? Aku sudah merelakannya untukmu, atau kau mau aku merebutnya kembali darimu ?” ujar Eunhyuk tersenyum.
“Bukan itu. Ia tidak mencintaiku. Ia hanya merasa kasihan padaku.”
“Baca apa yang dia tulis disana.” Jung Soo membuka kertas tersebut perlahan. Dan kemudian ia membacanya.
“Jika kau tidak mencintaiku, tidak masalah. Aku hanya berharap dapat melihatmu setiap hari. Tidak peduli apapun yang terjadi, tidak peduli apapun yang akan kau lakukan, aku akan tetap bersamamu. Aku akan tetap mencintaimu.... Soohyun. ” Jung Soo membacanya dan menatap wajah Eunhyuk.
“Ia merindukanmu, dan yang paling ingin ia katakan adalah.... bahwa ia mencintaimu.” Eunhyuk tersenyum pada Jung Soo. “Kau tahu ? Seorang yeoja sangat sulit mengutarakan perasaannya pada seorang namja, tapi kau lihat ? Soohyun mengesampingkan segala kesulitannya dan ia terus mengatakan bahwa ia mencintaimu.” Eunhyuk berlalu begitu saja meninggalkan Jung Soo. Sebelum ia membuka pintu kamar, Eunhyuk berbalik. “Aku ingin mendengar Soohyun bercerita padaku tentangmu hari ini. Harus hari ini, arraseo ?!” Eunhyuk membuka pintu dan keluar sambil tersenyum.
Jung Soo terdiam namun tersenyum akhirnya. Ia membawa surat itu keluar kamarnya dan berlari ke kamar Soohyun. Jung Soo terburu-buru membuka pintu kamar dan melihat Soohyun sedang menulis di sebuah kertas. Soohyun menoleh melihat ada seseorang masuk ke kamarnya.
“Jung Soo ? Kau datang ?” Soohyun tersenyum lebar dan turun dari ranjangnya. Nafas Jung Soo tidak beraturan karena ia berlari ke kamar Soohyun.
“Apa maksudnya ini ?’’ Jung Soo menunjukkan selembar kertas yang adi di tulis Soohyun.
“Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu. Meskipun kau tidak mencintaiku, aku tetap mencintaimu.” Soohyun tersenyum dan jari tangannya membentuk huruf V. “Lalu, kau kesini untuk apa ? Untuk bertemu denganku bukan ?”
“Ani. Aku kesini untuk mengatakan bahwa aku juga mencintaimu. Nado Saranghaeyo.” Jung Soo memeluk Soohyun erat. Jung Soo mengendurkan pelukannya dan menatap wajah Soohyun intens. Kemudian dikecupnya pipi Soohyun sekejap. Soohyun mengerjap-ngerjapkan matanya, wajahnya terasa panas.
“Lihat! Baru dikecup seperti itu saja kau sudah memerah seperti itu!” ujar Jung Soo tersenyum lebar.
“Aku merindukanmu.” Balas Soohyun memeluk erat tubuh Jung Soo.
“Aku disini. Dan akan selalu disini.” Jung Soo tersenyum.
Saat kau tidak bahagia, aku akan membiarkan kau menangis. Saat kau tidak lagi menangis, aku akan membuatmu tertawa -----------Park Jung Soo.
Asalkan aku bersamamu, aku akan bahagia -----------Cho Soohyun
Aku  mencintaimu, dan selamanya akan tetap begitu.-----------Lee Hyuk Jae
==END==





Tidak ada komentar:

Posting Komentar